Waspada Demam Berdarah Dengue (DBD) : Gejala, Pencegahan, dan Penanganan
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh virus dengue, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang biak di lingkungan yang lembab, seperti genangan air dan wadah-wadah yang tidak ditutup rapat. Kasus DBD di Indonesia terus meningkat, terutama pada musim hujan ketika populasi nyamuk meningkat secara signifikan.
Pada tahun 2024, angka kasus DBD di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan lebih dari 181.000 kasus dilaporkan hingga pertengahan tahun. Meski angka kematian akibat DBD sedikit menurun, DBD tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat (Kemkes).
Apa Itu Demam Berdarah Dengue (DBD)?
DBD adalah infeksi virus yang menyebabkan demam tinggi dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti pendarahan internal atau bahkan kematian. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi. Virus dengue sendiri memiliki empat tipe (DENV-1 hingga DENV-4), dan seseorang yang sudah terinfeksi satu tipe masih dapat terkena infeksi dari tipe lainnya. Hal ini yang membuat DBD bisa dialami lebih dari satu kali seumur hidup.
Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
Gejala DBD biasanya muncul setelah 4-10 hari sejak gigitan nyamuk yang terinfeksi. Berikut beberapa gejala utama yang perlu diwaspadai:
- Demam Tinggi Mendadak
Suhu tubuh bisa mencapai 40°C atau lebih, berlangsung selama 2-7 hari. - Nyeri di Belakang Mata
Salah satu ciri khas DBD adalah rasa nyeri hebat di belakang mata yang terasa saat digerakkan. - Sakit Kepala Berat
Sakit kepala ini sering disertai dengan nyeri otot dan tulang, sering disebut juga sebagai breakbone fever. - Muncul Bintik-bintik Merah di Kulit
Ruam kemerahan muncul pada kulit, terutama di lengan, kaki, atau tubuh. Tanda ini biasanya muncul pada hari ke-2 hingga ke-5. - Nyeri Otot dan Sendi
Rasa nyeri yang intens pada otot dan sendi, membuat penderita merasa sangat lemah dan kesulitan beraktivitas. - Mual dan Muntah
Gejala ini sering kali diiringi oleh hilangnya nafsu makan, yang menambah ketidaknyamanan pasien. - Pendarahan
Pada kasus yang lebih berat, pendarahan dari gusi atau hidung, muntah darah, atau muncul darah pada tinja bisa terjadi.
Jika Anda atau anggota keluarga mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diagnosis dan pengobatan lebih lanjut (Sehat Negeriku, Kemkes).
Mengapa DBD Berbahaya?
Jika tidak ditangani dengan cepat, DBD dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti sindrom syok dengue (Dengue Shock Syndrome) yang bisa berakibat fatal. Ini terjadi ketika cairan tubuh bocor dari pembuluh darah, menyebabkan tekanan darah turun drastis. Oleh karena itu, pemantauan cairan tubuh dan pengawasan medis yang ketat sangat penting dalam penanganan pasien DBD (Sehat Negeriku).
Cara Mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pencegahan DBD melibatkan tindakan yang efektif untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti. Salah satu cara paling sederhana dan efektif adalah melakukan langkah 3M Plus:
- Menguras: Bersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, vas bunga, dan tempat lain yang bisa menjadi sarang nyamuk.
- Menutup: Tutup rapat tempat penampungan air untuk mencegah nyamuk bertelur.
- Mendaur ulang: Buang atau daur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air, seperti kaleng atau ban bekas.
- Plus: Gunakan kelambu, semprotkan insektisida, dan aplikasikan lotion anti-nyamuk sebagai perlindungan ekstra (Sehat Negeriku, Kemkes).
Selain tindakan tersebut, vaksinasi untuk mencegah DBD kini juga tersedia meski belum menjadi bagian dari program imunisasi nasional. Inovasi lain yang sedang dikembangkan adalah teknologi Wolbachia, yakni penggunaan bakteri untuk menghambat perkembangan virus dengue dalam tubuh nyamuk (Sehat Negeriku).
Penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jika Anda atau keluarga mengalami gejala DBD, langkah terbaik adalah segera memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Di RS UAD, kami menyediakan fasilitas dan tenaga medis yang siap memberikan penanganan terbaik untuk pasien DBD. Dengan pemeriksaan dini dan tindakan medis yang cepat, komplikasi berat dapat dicegah.
Pemantauan cairan tubuh sangat penting dalam penanganan DBD untuk mencegah kebocoran cairan yang dapat menyebabkan syok. Selain itu, pasien biasanya disarankan untuk banyak istirahat, minum banyak cairan, dan memonitor suhu tubuh secara berkala.
Kapan Harus ke Rumah Sakit?
Jika Anda mengalami gejala-gejala berikut, segera datang ke rumah sakit:
- Demam tinggi yang berlangsung lebih dari 2-3 hari
- Mual dan muntah berkepanjangan
- Pendarahan dari hidung atau gusi
- Nyeri perut hebat atau muntah darah
- Merasa lemah atau tidak sadar
Penanganan dini adalah kunci untuk mengurangi risiko komplikasi yang lebih berat. Di RS UAD, kami siap memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi Anda dan keluarga. Jangan tunda kunjungan ke dokter jika mengalami gejala DBD (Kemkes, Sehat Negeriku).
Sumber Referensi: